Senin, 26 Mei 2008

Motivator Organik

selama enam hari menemani masyarakat dari Aceh Besar dan Piddie yang belajar pertanian organik. bertempat di markas PPLH Seloliman dan kesejukan lereng jolotundo kawasan Gunung Penanggungan. mendamaikan hati dan segar sekali menggali gagasan apa itu motivator? apa saja ciri2 motivator Andalan?
dengan semangat bangkit dari krisis pasca konflik dan tsunami peserta sungguh menginspirasi saya dengan hadirnya bahwa harapan baru selalu bisa diciptakan. inilah yang disampaikan oleh bu Armanuzah dan Tgk Zarkasyi. begitu juga pemuda berenergy dan penuh tekad si zoel yang setia merekam semua proses kegiatan.
ditemani tim Trainer PPLH. kami merancang proses yang segar. bertempat diruang ala thtater dan menggabungkan kekuatan imajinasi untuk menemukan gairah perubahan mereka kami kenalkan metode perkenalan yang asyik. lalu pengamatan area PPLH dengan keanekaragaman dan memberikan umpan balik belajar setiap hari. dan peserta membuat Diary Harian pula untuk mengenang apa yang telah dipelajari, dicipta dan dianggap paling berkesan untuk menjadi sumber inspirasi sepulangnya nanti.
esoknya mereka kita perkenalkan proses membuat pupuk dari bahan sekitar. mulai dari dari dedaunan dan kotoran sapi-kambing-ayam yang bisa menjadi penyubur “suplemen” pertumbuhan tanaman. menjadi pengalaman tersendiri. lalu hari ketiga praktek membuat makanan olahan dari daun bayam untuk menjadi Keripik Bayam. mulai dari proses memetik, membersihkan, menyiapkan tepung adonan dan alat memasak. jadilah keripik bayam organik siap santap. begitu juga saat praktek membuat dodol jagung. mulai dari memproses jagung menjadi kue siap saji dengan kemasan daun jagung, hingga siap santap juga berhasil diciptakan oleh rombongan peserta yang sepulangnya nanti menjadi motivator dalam magang belajar. o ya hampir lupa, sore harinya kami sempatkan study banding ke Kelompok Tani muda di desa Sajen Pacet. kebetulan mereka ini para kaum muda yang giat dan haus pengetahuan. dari semangat bertani hingga mempunyai media online. juga beragam usaha pupuk organik dan penanaman sayur serta bumbu untuk memasak di produksi sendiri. Melepaskan lelah dengan mandi di air panas dan kolam mata air Pacet menjadi acara refreshing pelengkap di hari ini juga menyenangkan. pak abubakar dan perkenalan dengan si ibu penjual jagung bakar menjadi kejadian yang membuat peserta lainnya “ngakak”…. tidak usah saya ceritakan disini ya…. begitu juga saat berfoto naik kuda. wow! seperti menyaksikan abunawas. hehehe…..
hari keempat. saya perkenalkan dengan komunitas brenjonk lestari. kelompok komunitas desa penanggungan yang sudah punya outlet dan program visioner. bahwa bagaiaman memotong mata rantai perjalanan tanaman sayur dari ladang hingga ke atas piring dan meja makan? hebt sekali namanya cak slamet ini. dia menawarkan kursus gratis cara menanam, merawat, dan mengembangkan lahan terbatas samping kanan kiri dan depan belakang rumah menjadi lahan tanaman sayur mayur-bumbu bumbuan (lombok, tomat, bayam, kangkung, cabe merah dan hijau, kembang kol, dll). begitu juga pengalaman bagaimana memulai dan mengerjakan membuka jalur pasar, meneliti harga tomat selama 2 tahun yang tiap hari di ikutinya. sehingga dia tahu kapan tomat beranjak naik dan turun harganya, serta berapa kali harganya berpindah hingga jatuhnya pada konsumen terakhir sangat mahal. edan!
siang hingga sorenya kita tetap dalam kerangka wisata inspiratif ke kota batu. kami menyaksikan dan belajar langsung di tempat pengembangan Desa Biogas. demikianlah yang di tuturkan oleh Gus Udin (tokoh masyarakat dan budayawan) di Ds Pesanggarahan yang berada di lereng gunung Panderman. biogas dengan seekor sapi saja, kotorannya bisa menghidupi bahan bakar setiap hari untuk memasak. jadi biarkan BBM naik, kalo kita pakai biogas tetap ga ngefek! “begitu kata bang Pendi dari PETRA Medan Sumut”.
kenangan bang Pendi yang khas gaya medan ini. mengingatkan pada logat si Nagabonar jadi dua “apa kata dunia”. menurutnya : “perjalanan ini menghantarkan saya untuk mengetahui dua kejaiban dunia yang baru, yaitu kejaiban ke depalan (tanaman kol tumbuh di polyback, yang ditunjukkan oleh Brenjonk). dan kesembilan adalah biogas dengan bermodal menggali tanah, plastik, pipa+selang murah dan seekor sapi, dah bisa jadi bahan bakar seumur hidup dengan merenajakan palstiknya. tidak bisa meledak dan tidak membahayakan lagi!”. ditambahkannya pula: “wah kalo kita tetap miskin dengan mengembangkan cara hidup seperti di Brenjonk dan Biogas ini terus tidak bisa sejahtera ya kelewatan. lha wong dengan biogas mengirit Rp300 ribu dan Rp 80 ribu untuk tanaman sayur mayur dihalaman rumah.
saatnya mengganti tanaman hias dengan sayur mayur dan bahan bakar alternatif disekitar lahan Anda. jika tidak sekarang lalu kapan lagi??
ok. terima kasih pada Bilal yang sudah mengajakku, seluruh tim PPLH, Samdhana, bang Pendi, Pak Abubakar dan Pak Nad, juga Zul serta ustadz Zarkasyi. tidak lupa para perempuan bersemangat, Bu Ar, Ade, Azma, Nur dan Masyita yang tidak tahan mencipta kegiatan di kampung halaman. wah pak sopir yang setia menemani dan pamasak handal Resto Alas PPLH juga terima kasih sajiannya yang mak nyusss.
Buat kawan-kawan motivator dari Aceh, saya tunggu cerita indah dan keberhasilannya menginisiatifi hal baru dikampung halaman. lakukan dengan senang hati dan berbagilah, maka bertambahlah pengetahuan Anda! ingat cerita sang KODOK yang tuli dan begitu tulus berbuat untuk keyakinannya khann?? hehehe…..
ipoel

Minggu, 18 Mei 2008

Ecowisata

bersama sejuknya udara kota Batu. dengan energy belajar dari pemuda lereng gunung Panderman yang haus pengetahuan, selama tiga hari (16-18 mei) saya memfasilitasi pertemuan melahirkan wisata alternatif hari ini. memaknai baru wisata alternatif. mencipta eciwisata istimewa, oleh peserta dijawab dengan wisata berbasis pengalaman dan pengetahuan. saatnya mendesain wisata alam dan kehidupan sosial masyarakat untuk menjadi sumber pengetahuan.

proses pertemuan yang segar. karena banyak ide-ide baru dan mendobrak keamapanan. ciri wisata investatif padat modal, penuh eksploitasi, merubah bentang alam. ditandingi dengan konsep wisata desa lingkungan yang tidak melahirkan buruh baru dan merusak lingkungan. dari situlah gagasan ini menemukan konteksnya. ya desa pesanggrahan, dusun toyomerto dan gunung panderman adalah kesatuan ekosistem yang kaya pengetahuan. mulai dari biogas, upacara penyelamatan sumber mata air, selamatan desa, situs sejarah, jalur tracking dan keanekaragaman hayati lainnya menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya.

peserta yang terdiri gabungan pemuda lokal dan mahasiswa universitas widyagama, juga relawan Green Student Environmentalist Surabaya. tiada hentinya mengejutkan saya dengan gagasan-gagasan yang tidak defisit.
pertemuan hari pertama saya ajak memaknai apa itu ecowisata kemudian menemukan kekuatan belajar dan kekuatan lokal. selanjutnya pada hari kedua saya tantang melakukan 4 jam perjalanan menyusuri pedesaan dan kawasan panderman menemukan detail desa. mereka berbagi kelompok mulai dari leader, pencatat, penunjuk jalan. lalu kemabli pada ruangan dan mengimpikan 25 hal terkait wisata alternatif paling istimewa. hasilnya mereka berhasil membuat daftar stok ide yang benar-benar locally.
Pada hari ketiga mendesain mengelola ecowista dan prinsip pengelolaan yang benar-benar membedakan dari wisata padat modal. wow! paramotor, lumpuria (mandi lumpur, perah susu sapi, kebun gondes, selter sunrise dibeberapa tempat telah ditemukan). juga kearifan lokal yang menyepakati hutan campuran (tidak hanya kayu) dan merawat sumber mata air dengan melestarikan sekitar sumber hingga luas dua hektar agar air tetap keluar dari sumber adalah wisdom yang berhasil digali dari masyarakat.

melalui tantngan demi tantangan, peserta keluar dari zona nyamannya. pada hri ketiga, untuk mereview saya tantang mereka mencipta brosur yang menyajikan informasi dan pengalman apa saja yang bisa didapat oleh pengunjung ecowisata. edan! melalui desain informasi menjadi gantungan kunci, symbol gambar hati sepatuh, menggunakan kertas bekas ditambah bahan recycle lainnya, panderman memanggil dan wisata elternatif tanpa tapi adalah karya peserta yang benar-benar yahuuudd!

sebuah peta informasi dan route tracking juga berhasil di desain. menggambarkan kawasan sejak masuk dari gapura hingga ke puncak gunung dengan aneka hot spot pengalaman baru berhasil diciptakan pada kertas kartn penuh warna-warni dan segarnya warna hijau sebagai ilustrasinya.

terima kasih ketua Pupunk yang setia menemani proses dengan foto andalannya. terima kasih buat gus udin yang menyediakan halaman rumahnya untuk disulap mennjadi ruang belajar beratap terop dan beralas karpet biru. lucu, dikira para tetangga gus udin mau ngunduh mantu atau "nyunat" anaknya. hehehe.... terima kasih buat ibu-ibu kampung yang sudah mencipta aneka rasa masakan ueeenakkk buat sarapan pagi-makan siang dan makan malem buat kami semua. terima kasih, terima kasih, terima kasih kepada para pembaharu yang percaya bisa melakukan perubahan tanpa kenal lelah.

kapan segera diwujudkan Panderman Center dan Bale Informasi Panderman, panderman culture, pesanggrahan nusantara dan pondok istirahat alami untuk pengunjung. begitu juga sebuah informasi yang sederhana, menarik, memasarkan, memperluas jejaring dan menjadikan alam panderman sebagai hardwre yang tidak perlu dirubah bentang alamnya. tetapi segera mencipta software lain untuk menjeadikan asset yang tiada habis inspirasinya??

ipoel

Banjarbaru

menyambut ajakan Mai "my partner" beberapa kali dalam fasilitasi bersama inspirit, saya berangkat ke Kalimantan Selatan. membantu proses seminar dan lokakarya multi pihak tentang daya rusak pertambangan batubara. tanggal 14-15 saya berada di Banjarbaru. bertemu dengan keluarga ED WALHI KALSEL dan peserta semiloka menaikkan adrenalin merancang proses pertemuan yang melahirkan gagasan baru.

semangat pertemuan yang awalnya untuk mengidentifikasi problematika pertambangan batubara dilanjut dengan gagsan keadilan lingkungan untuk semua. ya untuk semua. saya percaya pada kekuatan masing-masing orang untuk melahirkan perubahan. demikian juga kesaksian masyarakat sekitar pertambangan batubara.

seminar yang diawali dengan strategi pengelolaan pertambangan oleh kepala Dinas ESDM Kalimantan selatan, penuh retorika jeratan aturan-aturan. khususnya UU 11 tahun 1967 yang tidak memasukkan aspek lingkungan. meski pun menjadi makin nihilis ketika konstitusi yang menyiratkan hak menguasai oleh negara dan memiliki itu substansinya sangat berbeda dalam bahasa hukum. itu yang saya simak dari argumentasi salah satu peserta. kemudian hasil riset ED WALHI KALSEL dan Studi Bu Erwiza dari LIPI yang demikian menghentak.

Jumlah mobil mewah yang beredar di jalan raya, rata-rata milik pengusaha tambang dan tidak sebanding dengan fasilitas pendidikan dan debu jalanan yang menyesakkan dan menaikkan jumlah penderita penyakit ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) di Banjar. demikian paparan ari dari researcher ED KALSEL. sementara Bu Erwiza menemukan kaitan erat antara "watak" politisi lokal-nasional dengan bisnis pertambangan. bahkan tidak hanya kalsel tetapi bangka belitung dengan tambang timahnya dan tempat-tempat lain.

Menarik gagasan peserta dari banjarmasin yang mengkritisi kelembagaan dan perangkat pengelola yang memberi ijin, mengawasi dan memanatau aktivitas pertambangan. ijin Kontrak kuasa pertambangan pada tahun 2007 jumlahnya ditas 800KP, sedangkan petugas pengawas di ESDM Provinsi maupun Kabupaten se Kalimantan adalah enam orang saja. sebuah pekerjaan yang sungguh tidak sesuai kemampuan dan melebihi sumber dayanya sendiri. koq tidak dibuat sedikit dan sesuai jumlah pengawas saja agar efektif? demikian dia menggugat! apalagi kaitannya dengan kesejahteraan sangat jauh karena PLTU yang di support dari batubara di KALSEL tidak sampai 5% dari seluruh jumlah barubara yang diambil, karena habis untuk dieksport dan memenuhi insdustraialisme di Pulau-pulau lain indonesia, termasuk Jawa.

dengan semangat percaya pada warga belajar. saya belajar melahirkan pertanyaan untuk melanjutkan proses pertemuan seminar di sesi satu dan sesi kedua tentang melahirkan gagasan baru. untuk ini saya menggunakan metode Word Cafe "CAFE WALHI". sebuah proses dialig dan pasar info bagi semua peserta untuk menjadi dirinya sendiri. saya lihat pak Arbani (ketua Serikat Nelayan Saijaan) Kota Baru sangat antusias dan semangat sekali berdialog-berdebat dengan utusan pemerintah di meja cafenya.

terima kasih buat ED WALHI KALSEL dan JATAM yang sudah melibatkan saya dalam proses pertemuan ini untuk menjadi fasilitator. begitu juga Ozi yang sudah mengenalkan istilah dan metode menyajikan informasi yang berwibawa dan teratur melalui FOTONOVELLA. sebuah gagasan menarik yang akan saya gunakan di metode pertemuan selanjutnya di Kota Batu Jawa Timur saat memfasilitasi desain ecowisata inspiratif bersama para pemuda Desa Pesanggarahan. Ya sebuah desa bertempat di lereng gunung panderman yang kaya dengan ide dan energy alternatif Biogas tanggal 16-18 Mei sepulang dari banjar.